Arif in Shine of Mind

Share and we'll find what's the answer about life



      Wah, setelah lama vakum (hhe) karena masih konsen di ujian akhir, akhirnya bisa nulis blog juga. So, topik kali ini mengenai forum yang tiba-tiba terbentuk akibat diskusi sama akh willy (anak ums yang inspired bgt). ini sebenarnya merupakan forum belajar menghadapi UAS. Pertemuan pertama dilaksanakan di deket aula pada hari senin (4/1). Disini kita belajar mengenai Ekonomi Internasional dan Statistik Ekonomi. Untuk pertemuan awal, lumayan lah. Sekitar 20 orang hadir dalam kegiatan tersebut. Kita mulai dari jam 9.20 sampai 12.30 WIB. Disini banyak banget keuntungan contohnya aja yang dialami oleh gw sendiri. Gw sebenarnya gak begitu ngerti tentang itung-itungan perdagangan internasional, tapi berkat forum tersebut gw lumayan ngerti dan alhamdullilah bisa mengerjakan. So, what about you? Oh, ya ni salah satu moment-moment yang berhasil tercapture dengan ponsel gw.

Rabu (30/12) adhib salah satu temen saya di kelas C, mengajak buat nonton bareng film yang lagi booming, Sang Pemimpi. Kebetulan banget, kuliah terakhir untuk semester ganjil telah berakhir sekitar jam 3 sore. So, masih ada waktu untuk membeli tiket bioskop. Tapi, keadaan berkata lain. Hujan yang terus mengguyur Solo dari siang membuat saya dan teman-teman jadi ragu. Tapi, karena udah ‘ngebet’ banget jadinya apapun penghalangnya akan kami lalui. At least, saya akhirnya nonton bareng teman-teman kost, rachman (yang katanya baru pertama kali nonton di Grand 21, Solo), adhib (yang punya ide), dan mas danang (yang tiba-tiba diajak nonton secara membabi buta .. haha)

*Gak separah itu kok. Cuma diajak dengan rayuan-rayuan maut. :D

Tadinya kita juga mau ngajak satu temen lagi, namanya arif juga. Anak kedokteran, tapi dia lebih memilih makan daripada nonton. Lalu berangkatlah kami ber-4 dengan mengendarai 2 motor. Fakta yang menarik, karena hujan jadi kami putuskan pake mantel.

*FYK : ada 2 tipe mantel, kelelawar dengan astronaut (single piece).

Tadinya pengaturan tebengnnya, saya yang pake mantel astronaut (hahaha) dengan mas danang dengan mantel kelelawar. Terus, rachman (astronaut) dengan adhib (kelelawar). Nyatanya malah bikin ngakak. Saya ma rachman (sama-sama astronaut) dan adhib dengan mas danang (sama-sama kelelawar). Sumpah. Lucu abis, Gak matching banget.

Tapi setelah kejadian itu akhirnya kita bisa nonton walaupun agak telat sekitar 15 menit. Abis itu, kita misah karena saya dengan rachman mau ketemu dengan akh willy (anak ums). So, kita pulang ke kost sekitar pukul 23.30.

NB : Sang Pemimpi ternyata bagus juga loh! Film nya bener2 bikin kita semangat untuk terus bermimpi. Ada satu percakapan Arai (Nazril Ilham ‘Ariel’) kepada Ical (Lukman Sardi) yang saya suka. Semoga menginspirasi.. =D

“ Bermimpilah kamu setinggi-tingginya dan Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu”


Teman-Teman Kost Assoy. dari ki-ka : (Rachman, Mas Danang, Adhib)

Vastenburg castle is one of Dutch Colonial inheritances in XVII century, which was build by General Governor Baron van Imhoff. In the beginning the name of this castle was Grootmoedigheid. This building was surrounded 6 meter concrete brick wall by bearing wall construction and moat with lifting bridge as connector. Whereas buildings inside castle were partitioned for houses of soldiers and their family. In some point around it, there was house for captains lived in the contexts of struggle for national independence, inside this castle was recorded a lot of our heroes had been jailed, tortured, and murdered in Dutch Colonial Era. This castle was used to be used as supervising center of Dutch government to oversee Kasunan Palace’s movement. The same thing continued in Japan era when this castle was controlled Dai Nipon Troops. After Indonesian independent, this castle has been ever used as military hostel. This place became military complex or dormitory for Brigade Infantri 6, Trisakti Baladaya and Kostrad. Vastenburg castle is located in the end of Jend. Soedirman street, Solo and near to city center. But, the castle which was used to luxurious in the center of Bengawan, today was only an old building which was not precious and sprouted by heavy grass. Some of goat breeders broke through iron fence to look after their goat in the corner of castle’s wall which was thoroughly cracked and looked gloom in a piece of land in front of castle’s yard, stood luxuriously a gloomy building. In a piece of land in front of castle’s yard, stood luxuriously a new building which is built for an office of private Bank. While in one of it’s corner, is build as parking area for touring bus which take tourist to Solo Palace or Klewer Market. That tourist might never know, if beside of iron fence where they parked, there is a national historical inheritance site. A building as cultural area as big as 31.533 m2, which should be protected by law no. 5 in 1992 about Protection of Historical Palace.

Statek (Statistika Ekonomi, red) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil teman-teman semester 3 jurusan ekonomi pembangunan. Mata kuliah ini cukup sulit mengingat lumayan banyak rumus dan perhituangan yang harus dikerjakan serta tentang analisis yang harus dilakukan atas suatu kejadian. Dalam minggu ini, tepatnya selasa (15/12), saya dan teman-teman mendapatkan kuliah tambahan mengenai statek. Karena bahasan yang begitu luas dan mendalam, maka perlu dilaksanakan kuliah tambahan tersebut. Sebelum kelas dimulai sekitar pukul 10.00 a.m, hampir seluruh teman-teman belum mengerjakan tugas statek tapi tidak termasuk saya (hhe. udah ngerjain pagi hari). Terlihat kesibukan yang luar biasa (*lebay mode on) untuk mengerjakan tugas tersebut. Tugas tersebut mengenai mencari hubungan dalam sub-bab regresi. Ada banyak tingkah dan polah teman-teman yang membuat saya tertawa. Karena sudah selesai, akhirnya saya malah mendapat ide untuk mengambil momen-momen seru tersebut. Berikut foto-foto yang berhasil tercapture dari handphone saya. Enjoy it!


Hasil yang kurang baik dalam Sea Games Laos menyebabkan Menpora Andi Mallarangeng meminta PSSI untuk lebih fokus dalam pembinaan atlet sepak bola nasional daripada memikirkan mimpi Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Seharusnya, PSSI lebih fokus kepada pembinaan jangka panjang dengan membentuk berbagai timnas kelompok umur yang akan dipersiapkan mengikuti kejuaraan sepak bola baik nasional dan internasional. (Media Indonesia, 2009; dengan perubahan)